Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Selasa, 07 Juli 2015

ADA YANG SALAH

Sore itu aku menemaninya belajar. Agak aneh karena ini hari libur, libur panjang kenaikan kelas. Kami belajar khusus untuk persiapannya menghadapi tes penentuan jurusan di SMA. Andai aku yang menentukan, tentu aku memasukkannya ke jurusan IPA. Itu berdasarkan pengamatanku selama dua tahun. Dia terlalu malas membaca dan terlalu alergi dengan ilmu sosial, entah sejak kapan.
Sore itu dia tampak lesu. Tidak seperti biasanya.
“aku lagi puasa Bu...” dia mengeluh.
Aku diam saja. Menunggunya menegakkan badannya supaya kami bisa belajar. Aku memaklumi kelelahannya karena saat itu pukul tiga sore dan tampaknya dia memang sudah mulai lapar dan haus. Aku pun sempat bingung ketika dia minta ditemani belajar di hari itu.
Setelah puluhan menit belajar, dia meletakkan pensilnya.
“Bu, tau ngga, ada 160 anak. Kami dipilih gitu...”
“Dipilih berapa orang?”
“Ngga tau. Tapi yang angkatan sebelumnya, 3 kelas IPA, 2 kelas IPS”
“Ooo...”
“Bu, kalo aku ngga di terima di IPA gimana?”
“Memangnya kenapa? Mungkin itu caranya supaya kamu mau lebih rajin baca”
“Tapi kan...”
“Memangnya cita-citamu apa? Harus dari IPA?”
“Aku ngga punya cita-cita. Jangan tanya itu, aku sedih...”
Aku diam sejenak. Menulis soal untuk latihannya. Badanku di ruangan itu, tapi pikiranku pergi jauh sekali. Ada yang salah...

Selasa, 09 Juni 2015

Suku 7D

We like Sport
Ini cerita tentang suatu suku. Suku yang dihuni 32 orang dari berbagai suku..lho…apaan sih?..Sebenarnya ini tentang sebuah kelas, tapi mereka menyebut dirinya suku. Suku 7D. Bertetangga dengan sebuah Republik dan sebuah Kerajaan…apa pula ini???
Ketika pertama berkenalan dengan ke-31 makhluk ini, rasanya seperti makan mi ayam pakai sumpit, alias biasa aja. Ada yang kecil, besar, langsing, gendut, putih, coklat, gelap, cerah, keriting, lurus, de el el. Saya lihat data-datanya pun, biasa saja. Melototin mereka di masa orientasi, biasa saja. Semua biasa saja.

Ketidakbiasaan mulai muncul di minggu kedua. Kala itu, saya sedang bersantai-santai di ruang makan. Seorang guru berteriak “Bu, anakmu tuh Bu..bilangin..nanti rusak semuanya!”. Tergopoh-gopoh saya turun ke dekat kelas mereka. O may gat! Seorang bocah lagi ngumpet di bawah pot! Mereka main petak umpet (atau apa pun nama mainannya lah..). 
Saya menajamkan penglihatan. Tatap kiri-kanan. Terlihat beberapa orang ngumpet di bawah podium, anak lain lagi ngumpet di bawah meja, beberapa cewek cekakak-cekikik ngumpet ke ruang BK. Arrrggghhh…
“Kalian ngapain?” saya bertanya sambil menyipitkan mata?
“Main Bu” jawab mereka seperti paduan suara sumbang.
“Di sekolah? Main begitu? Kalian kan udah kelas 7 … udah es em pe!”
“Trus?”mereka malah bertanya dengan ekspresi bingung.
“Ya jangan main begituan…”
“kenapa?”
Helloowwwwww!!!! Makhluk macam apa yang bertanya kenapa mereka tidak boleh main petak umpet, padahal mereka sudah SMP? Mereka itu sudah SMP!!! Rok dan celana biru!!! Akhirnya saya pun naik ke ruangan saya. Sambil mangap karena tidak habis pikir. Komat-kamit memohon perlindungan Tuhan hahaha…

Minggu, 15 Februari 2015

Opung Bule Berbaju Cina


             
Sumber : Google.com
Ini cerita saja. Tidak ada jenisnya. Di sebuah planet berbentuk bulat.
                      
Pada tahun 1500an sejak kelahiran Nabi Isa, hiduplah seorang pemuda. Dia sehat, kuat dan cerdas. Tokoh idolanya adalah Yesus. Dia sedemikian mengidolakan Yesus sampai-sampai dia masuk ke sebuah komunitas bernama Serikat Yesus. Dia belajar dan bekerja keras. Oiya, dia cukup beruntung karena dilahirkan di sebuah negara yang sangat besar, sebuah kekaisaran yang sedang naik daun, yaitu Kekaisaran Romawi. Maka, dia dibesarkan dengan pandangan bahwa bangsa Roma adalah bangsa terbaik, yang lain bukan.
Puluhan tahun kemudian di negeri yang lain, seorang Opung-opung yang sudah tua, berjalan-jalan di kebunnya. Senyum-senyum sendiri melihat tempat tinggalnya. Satu tangannya bergerak menyentuh jenggot panjangnya, tangan lainnya mengibaskan jubah cinanya. Dia tampak seperti cendekiawan cina lainnya di daerah itu.
Teringat puluhan tahun silam ketika dia baru tiba di daerah itu. Ketika masyarakat pinggiran itu sedang berjuang untuk bertahan hidup. Masyarakat yang menjadi bagian dari sebuah kekaisaran yang besar, kekaisaran Cina. Namun, siapalah mereka? Mereka tampaknya hanya kebetulan menjadi bagian dari kekaisaran itu. Toh, mereka tetap hidup dalam kondisi miskin.

Selasa, 30 Desember 2014

MEMORIZING LIKE AN ELEPHANT



                               Ceritanya libur Natal kali ini, gue ngga pergi kemana-mana. Gue punya libur 7 hari yang harus gue habisin di rumah. Maka, sehari sebelum libur dimulai, gue menyiapkan beberapa amunisi untuk mengisi liburan. Salah satunya adalah beli buku untuk dibaca (yaiyalah, masa di makan???). Setelah keliling hampir 2 jam di toko buku, akhirnya gue milih buku berjudul “Memorizing Like An Elephant” karangan Yudi Lesmana. Buku ini berisi beberapa teknik untuk nginget or ngapalin sesuatu.

                               Kalau lo tertarik untuk baca bukunya dan pengen tau isi lengkap bukunya, silakan lo beli sendiri. Untuk kali ini, gue cuma mau berbagi dua hal menarik menurut gue.

                               Hal pertama yang menarik adalah cara mengingat dengan Metode Lokasi. Di metode ini, kita di paksa seolah menaruh / meletakkan hal-hal yang mau kita inget di tempat-tempat yang udah kita inget banget. Yang umumnya kita inget kan benda-benda di kamar or rumah, letak bagian-bagian tubuh kita atau benda-benda yang kita lewatin waktu pulang sekolah.

                               Gue kasih contoh ya. Ceritanya gue kudu ngapalin 12 nama hewan secara urut. T’rus, gue plototin dah tuh isi kamar gue dan gue cari 12 benda yang bisa jadi tempat naro hewan-hewan itu. Kalo ngikutin latihan di buku Om Yudi itu, hewan-hewan yang kudu gue hafalin adalah : kelelawar, tikus, bebek, babi, ayam, orang utan, beruang, landak, musang, kadal, kura-kura, ikan piranha (udah 12 kan ya?)..

Senin, 24 November 2014

GURU TAK (LAGI) MAHA TAHU

 
Gambar hasil karya murid..
Tanpa bermaksud menggurui, kali ini lagi-lagi gue bakal nulis tentang keguruan hehehe…Ini terinspirasi dari obrolan gue dengan salah satu orang tua murid waktu gue bagiin rapot.
Kira-kira begini kalimat beliau “Saya sebenarnya menyayangkan ketika anak saya tidak dapat nilai sempurna sementara ada temannya yang dapat nilai sempurna. Sayangnya karena temannya itu diajari ayahnya yang dosen”. Waktu itu sih, gue ga bisa jelasin panjang-lebar, berhubung antrian orang tua di luar ruangan udah lumayan. Nah, berhubung sekarang lagi ada waktu, gue tulis deh penjelasan lengkap versi gue, versi gue lho. Siapa tau, orang tua itu punya waktu untuk mampir ke blog gue ini huahaha…teuteup…

Menurut gue, di jaman mod-ern ini, sumber belajar memang bukan cuma guru. Setelah gue teliti bertahun-tahun (percayalah…), sumber belajar atau sumber mendapat nilai bagus adalah : guru, buku teman, internet, anggota keluarga dan pengalaman pribadi. Gue jelasin satu per satu yaa…
·         Guru : lo pikir gue lebih pinter dari murid gue? Kaga !!! gue cuma kebetulan lahir duluan dari murid gue, jadi gue tau duluan. Istilahnya mah, gue menang tua doang.

Kamis, 09 Oktober 2014

ATURAN DAN ANJURAN

Pernah ngga sih lo galau di kerjaan lo? Kalo pernah, mungkin lo bisa ngerti apa yang gue rasain saat ini. Jangan lo pikir kerjaan jadi guru ngga pernah galau hehehe… Gue lagi galau tentang matematika, yaiyalah, gue kan guru matematika !!!!

Waktu lo sekolah, pernah kan nemuin soal-soal math yang ada tokohnya. Misalnya “Budi membeli 2 pulpen seharga Rp. 5.000…” atau “Cepot memiliki lahan seluas 3 hektar” dan seterusnya. Pernah kan terbesit dipikiran lo “kaya banget si Cepot ckckck”, iya kan? ngaku aja hahaha…Dulu gue gitu, sampe SMP gue sering sibuk mikirin “kok Tuti rugi? Kenapa Amat disuruh keliling lapangan? Dimana sih Semarang itu?”…Jadi, di saat temen-temen gue udah ngerjain soal, gue masih sibuk mikirin si Tuti, Amat sama Semarang wkwk…

Senin, 29 September 2014

Ngantri Dong

Pernah ngga sih lo dateng ke seminar-seminar atau training motivasi gitu? Trus pernah lihat pembicara ngasih ceramah tentang tradisi antri orang Indonesia VS orang luar negeri? Kalo pernah, mungkin lo pernah ngalamin yang gue alamin dan rasakan ini...

Gue selalu terganggu dengan para pembicara yang ngasih contoh tradisi ngantri di negeri kita sambil ngasih gambar orang antri di kereta atau busway di NEGARA KITA, lalu nampilih orang-orang bule yang lagi ngantri nunggu kereta di NEGARAnya. Kesel ngga sih lo ngelihatnya? Ngga ya?..ya udah, berarti gue doank...wkwk...

Jadi gini, gue kan guru matematika, saban hari ketemu angka dan bilangan...makanya, gue tuh jadi penuh perhitungan. Mulai dari perhitungan uang, waktu sampe saingan...
Selama belasan tahun, gue tuh jadi pelanggan angkot, bis, busway, ojek dan kereta. Tanpa bermaksud ngeledek orang-orang yang ngga bisa ngitung, ini analisa gue kalo lo mau berkendaraan...