Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Jumat, 21 Mei 2010

Ulangan Ala 7B

Tulisan ini saya buat untuk mengisi hari-hari setelah ditinggal 95 siswa kebanggaann saya, mereka pergi kemah di Cibubur...sementara saya disini duduk terdiam menghadap komputer dan tumpukan kertas...

Kisah ini tentang kebiasaan anak 7B ketika ulangan matematika...
Suatu siang saya datang dengan muka sok galak. Kelas 7B akan ulangan...
Ketika saya duduk, PU (dibaca pe-u, bukan pu) mulai berorasi di depan teman-temannya. Dengan penuh semangat dia meneriakkan kalimat-kalimat aneh dan langsung dijawab oleh teman-temannya...Melihat itu saya tersenyum-senyum bingung, dan akhirnya menarik PU ke depan kelas, saya bilang "ulangi yang kamu lakukan tadi..."
Maka jadilah adegan berikut :
PU : teman-teman semuaaaaaaaaaaa
All : Yoiiiiiii
PU : Hari ini, kita akan berperaaaaaaaaaaaaaang...
All : Betul !!!!!!!!!!!!
PU : Musuh kita adalah....
ALL : yoooooooo........
PU : Remedialllllllllllllllll
All : yoiiiiiiiii.......
PU : Kita tidak boleh kalah sama remedial,
All : betulllllllll.........
PU : Karna itu, ayo kita siapkan alat perang kita !!!!!!!!!!!!!!
All : IYaaaaaaaaa...
PU : keluarkan bolpen kalian !!!!!!!
All : udah........
PU : jangkaaaa !!!!
All : udah.....
PU : pensil !!!!!!
All : udah...
ALL : penghapus !!!!!!!
All : udah.....
PU : penggaris !!!!!
All : udah....
PU : Bagusss...sekarang,,,ayo kita berdoaaaa...
All : yoooooooooiiiiiiiiii

PU mundur, digantikan Aldi yang memimpin doa. Doa khusus untuk ulangan matematika...
Saya bengong. Saya memang ikut hening untuk doa itu, tapi ada yang aneh di kelas ini...
Saya makin terbengong-bengong waktu mendengar cerita bahwa anak-anak cowo punya ritual kencing bareng sebelum ulangan. Mereka bilang itu membawa hoki...toeng ?!

Setelah ulangan dibagi, ternyata nilai mereka memang bagus-bagus...lebih bagus dari kelas lain...
Saya yakin bukan ritual kencing bareng itu yang membuat nilai mereka bagus,,,,itu saya sampaikan pada mereka. Belakangan mreka memang sudah menghapus ritual kencing bareng, entah apa penggantinya.
Ada banyak kebiasaan aneh yang pernah saya temui di kelas. Tapi, kebiasaan anak 7B dalam menghadapi ulangan ini lah yang paling aneh. Ulangan koq kayak demo kenaikan harga BBM ?,,,aneh..bener-bener aneh...
Oiya, saya tetap mengapresiasi kebiasaan mereka berdoa sebelum ulangan. Diantara kelas-kelas yang menganggap doa adalah "tradisi" di pagi hari, ternyata masih ada kelas yang percaya kekuatan doa...salut buat 7B !!!!!!

Seri 10 : Rilla dan Keceriaan

Cerita berseri ini akan diakhiri dengan tokoh bernama Rilla Raissa.
Saya mengenal Rilla pada bulan Juli 2009. Dia baru masuk kelas VII. Pada awalnya Rilla benar-benar menjadi pusat perhatian teman-temannya karena Rilla adalah anak baru di sekolah ini. Secara fisik pun Rilla dengan mudah bisa menjadi pusat perhatian. Maklumlah, Rilla punya rambut yang super keriting. Sangat berbeda dengan teman-temannya yang berambut lurus.

Di dalam kelas pun Rilla selalu menjadi pusat perhatian. Rilla punya ciri khas lain, yaitu ketawanya yang menggelegar. Jadi, setiap kali ada hal lucu dia akan ketawa sepuas-puasnya, tanpa peduli apa pun yang ada disekitarnya. Paling-paling yang dia pedulikan hanya sahabatnya Elfa. Dia akan melirik ke arah Elfa sejenak, kemudian tertawa lagi.

Di pelajaran matematika, Rilla tidak terlalu istimewa. Nilainya biasa saja. Tapi kalau tentang hal-hal diluar pelajaran, Rilla lah jagoannya. Itu menurut saya. Hal yang paling istimewa dari Rilla adalah rasa percaya dirinya. Rilla sering membuat saya berkata dalam hati ”Ya ampun Tuhan, coba gue bisa kayak dia....”.

Rilla memang punya rasa percaya diri yang luar biasa. Setiap kali temannya mengejeknya, dia akan membalasnya dengan cemberut sesaat kemudian tertawa. Seperti kejadian berikut ini.

Waktu itu kami sedang belajar membuat kurung kurawal untuk materi himpunan. Beberapa anak sangat kesulitan membuat tanda { }. Suatu ketika ada yang bilang ”Bu, boleh ga nyetak pake rambut Rilla aja ?”.
Hahahaha. Seisi kelas langsung tertawa sekeras-kerasnya. Tadinya saya berpikir Rilla akan marah, tapi ternyata dia justru mengatakan ”Boleh aja...nih...” sambil mendekatkan kepalanya pada temannya itu.

Itulah Rilla. Anak yang selalu membuat saya senang memasuki kelas paling ujung itu. Anak yang selalu berhasil membuat saya tertawa setelah ceramah. Anak yang sering mengajarkan saya bagaimana caranya menjadi sahabat. Dan tentunya anak yang mengajari saya menganggap perbedaan sebagai keistimewaan. Thanks Rilla.

Seri 9 : Finda dan Perempuan

“Kenapa kamu bersedia jadi ketua OSIS ?”.
Itulah pertanyaan yang saya ajukan pada Finda dalam sesi wawancara pemilihan ketua OSIS di sekolah. Dia adalah satu dari enam calon yang harus berhadapan dengan saya, maklumlah pada waktu itu saya adalah pembina OSIS di sekolah itu.

Finda memberi jawaban yang benar-benar meyakinkan. Menurutnya, dia harus bersedia menjadi ketua karena memang teman sekelas dan wali kelasnya percaya padanya. Dia tidak akan menyia-nyikan kepercayaan itu. Saya juga menanyakan pendapatnya tentang ketua yang adalah seorang perempuan. Lagi-lagi dengan meyakinkan Finda menjawab ”aduh Miss, apa sich bedanya cewek dengan cowok kalo soal kepemimpinan ? Kalo ketuanya cowok ga ada jaminan juga kan kalau dia bakal kerja lebih bener ?”. Hmm, baiklah. Dengan demikian saya sudah mendapat gambaran sedikit tentang pemikirannya.

Setelah melalui proses akhirnya Finda terpilih menjadi wakil ketua OSIS. Tidak ada kekecewaan diwajahnya. Dia tetap tersenyum dengan posisi yang diraihnya. Selama menjalankan tugasnya pun Finda tetap bisa menempatkan diri. Ketika sang ketua menghadapi masalah yang berat, Finda menjadi orang yang paling bisa diandalkan sekolah. Termasuk menyiapkan kegiatan-kegiatan yang menuntut ketahanan fisik. Guru-guru benar-benar salut padanya.

Suatu ketika saya meminta Finda mengantarkan saya ke suatu tempat. Dengan senang hati ia melakukannya. Tapi sambil mengendarai sepeda motor, dia bilang ”Miss, miss tuh harus belajar naik motor. Disini tuh, kalo ga bisa naik motor bakal repot...”. Tanpa pikir panjang saya menyahut “Gapapa lah, kan saya masih punya banyak murid yang bisa nganterin saya hehehehe...”

Finda ikut tertawa mendengar jawaban saya. Tapi ada sesuatu yang dikatakannya setelah kami berdua selesai tertawa. Katanya ”Memang banyak anak yang sayang sama Miss, mau nganter Miss kemana aja Miss mau, tapi sampai kapan Miss nyaman ngerepotin orang. Saya seneng nganterin Miss, tapi saya bakal lebih seneng kalo Miss bisa naik motor sendiri, trus kita konvoi hehhehe”

Finda mulai bercerita tentang tentang kebiasaan saya yang lain. Mulai dari kebiasaan saya memancing tapi jijik memasang umpan, keengganan saya untuk mengangkat meja, kebiasaan saya menghindari tugas-tugas lapangan, dan lain-lain. Perkataannya yang masih saya ingat adalah “Itu semua bisa kita kerjain loh Miss, hal-hal kayak gitu ga ada hubungannya sama jenis kelamin”

Itulah Finda. Salah satu murid saya yang mengajari saya menjadi sosok yang berdaya. Sosok yang tidak harus membedakan suatu pekerjaan berdasarkan jenis kelamin. Murid yang berani mengajarkan saya bahwa tidak selamanya kita harus menghindari pekerjaan-pekerjaan yang sering kali dihindari oleh para perempuan.

Kisi-Kisi ULUM semester Genap 2009-2010

Oi...oi...oi...
tak terasa, beberapa hari lagi dah ULUM...perjuangan berhadapan dengan Himpunan dan Geometri bakal berakhir,,,hore !!!!!!
Nah, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kudu ngulang taon depan, makanya ayo deh kita-kita pada belajar...
Supaya belajarnya pada fokus, nih saya sertakan Kisi-kisinya..
Klik disini ya :
Kisi-kisi Ulangan Umum Semester Genap


Jangan pada lupa belajar ya,,,,
ingat, jadwal ULUM Math adalah
Senin, 1 Juni 2010
Pukul 7.30 - 9.30

sukses !!!!!

Senin, 03 Mei 2010

Latihan Ulangan Bab IX

Helow semuanya,,,,mohon maaf nih...Saya terpaksa ngumumin ulangan Bab IX...
Jadi jadwalnya adalah :
7A : Jumat, 7 Mei 2010 jam ke 7-8
7B : JUmat, 7 Mei 2010 jam ke 4-5
7C : Jumat, 7 Mei 2010 jam ke 2-3

Persiapkan dengan serius yaaaaa....
Nah, buat kamu yang mau persiapan dengan serius, nih saya lampirkan soal ulangan tahun lalu...
klik disini ya :

Latihan Ulangan Bab IX

Coba kerjain, biar pas ulangan ga kaget.
Nanti kalo kaget trus pingsan, saya ga mau bopong ke UKS ya....

Seri 8 : Dodo dan bahasa Mandarin

Nama aslinya Andry Widodo. Saya lebih suka memanggilnya Dodo. Saat ini masih ada di kelas VII. Ada hal unik yang saya temukan pada bocah perantauan Aceh ini.
Dodo mahir berbahasa mandarin. Hal ini sudah terbukti dari kemampuannya bercerita dalam bahasa mandarin. Dalam kesehariannya pun demikian. Jika saya menanyakan bahasa mandarin dari kata tertentu, maka dia akan cepat menjawabnya. Secepat kilat. Karena saya tidak mengerti bahasa mandarin, maka saya percaya saja..hahaha.

Selain kemampuannya berbahasa mandarin, Dodo punya kebiasaan unik lainnya, yakni gerak-geriknya. Kalau belum mengenalnya, cara paling mudah untuk membayangkannya adalah dengan menganggapnya sebagai salah satu tokoh di film-film asal Hongkong, seperti pada kejadian berikut ini.

Dikelas, saya cukup sering ”mengganggu” anak-anak, termasuk Dodo tentunya. Suatu ketika saya memberi latihan soal di kelas. Saya berkeliling kelas sementara anak-anak sedang mengerjakan. Ketika mendekati meja Dodo, tiba-tiba saya dapat ide.
“Dodo !!!”, saya berteriak sambil memegang pundaknya dari belakang.

Tanpa banyak pikir, Dodo langsung berteriak juga “hayyyyaaaa”, kata Dodo sambil menaruh tangan kirinya di dahi dan tangan kanannya di dada. Teman-temannya langsung tentu saja tertawa melihat tingkah Dodo yang seperti pemain kungfu. Saya pun tidak dapat menahan tawa karena seolah sedang melihat Jackie Chan.

Setiap kali masuk atau keluar dari kelas, anak-anak akan memberi salam kepada gurunya. Khusus untuk kelas yang dihuni Dodo, anak-anak lebih sering menggunakan bahasa mandarin untuk memberi salam. Dengan bahasa yang tidak saya pahami, saya pun membalas salam mereka dengan bahasa yang tampaknya tidak mereka pahami, yakni bahasa Jawa atau Batak.

Namun suatu ketika saya pun mulai tertantang untuk membalas sapaan itu. Akhirnya saya pun berguru pada Dodo. Saya bertanya tentang jawaban-jawaban yang harus saya berikan jika ada yang menggunakan bahasa mandarin untuk menyapa.
”Ajari saya yang standar aja lah Do”
“Hmmm....ni hao ? itu apa kabar, sie-sie itu terima kasih, cay cien itu sampai jumpa, trus...”
”Cukup...cukup...itu dulu. Yang lainnya nanti-nanti aja. Keburu lupa nih”

Itulah penggalan kursus saya pada Dodo di meja piket.
Ketika tiba saatnya untuk praktek di kelas VIIB, saya agak deg-deg an, maklumlah disitu ada Dodo yang menurut saya adalah pakar bahasa mandarin. Pada saat jam pelajaran berakhir anak-anak pun bersiap-siap.
”stand up please, greeting”, kata ketua kelas.
“sie-sie lao shi, cay cien !”, seluruh siswa menyahut.
“ni hao !”, jawab saya penuh keyakinan.
”Hahahaha,,,,waduh Bu ! salah itu...”, kata Dodo.

Karena Dodo tertawa dengan gaya yang khas, seluruh anak pun jadi ikut tertawa. Maka jadilah praktek perdana saya dinyatakan gagal.

Itulah Dodo. Anak yang tetap mampu mempertahankan tradisi dalam berbahasa. Melihat kemampuan Dodo itu, terkadang saya menjadi malu. Bayangkan saja, anak sekecil itu tetap bisa menggunakan bahasa asalnya dengan fasih kendati dia juga harus fasih berbahasa Indonesia dan Inggris. Bukan hanya memahami bahasa, tampaknya Dodo juga memahami tradisi-tradisi yang ada dalam keluarga Tionghoa. Anak-anak seperti Dodolah yang mungkin menjadi penjaga tradisi luhur bangsa ini nantinya. Tradisi yang harus tetap dipertahankan kendati faktor-faktor modern mulai mengusiknya. Sie-sie Do...

Edisi 7 : Novia dan sahabat-sahabatnya

Saya sudah lupa nama aslinya. Saya mengenal dia tahun 2004, waktu itu dia kelas VII di SMP Penabur Bandung. Dia adalah murid les saya. Kalau dihitung-hitung berarti sekarang dia sudah kuliah. Mungkin juga dia sudah melupakan saya. Tapi bagi saya, dia begitu sulit untuk dilupakan.

Novia tinggal di rumah tantenya (dia memanggilnya i-i Fang). Maminya tinggal di Jakarta. Dia sering mengatakan “kalo kakak lagi ke Jakarta, main aja ke apartemen Laguna. Mami saya tinggal disitu, dia pasti seneng kalo kakak kesana”. Papinya ada di ”surga”. Suatu jawaban yang keluar dari mulutnya setiap kali ada orang yang bertanya dimana Papinya berada.

Dirumahnya, Novia sehari-hari hidup sendiri. Rumah yang luar biasa besar itu lebih sering dihuni oleh 2 pembantu, 1 supir, 1 nenek yang sudah susah bergerak, Novia, Tante-Om nya yang suka bepergian dan kedua sahabatnya. Kedua sahabatnya itu adalah dua ekor anjing.

Novia rajin sekali bercerita tentang kedua sahabatnya itu. Menurutnya, kedua anjing itulah yang sering menjadi tempat curhatnya. Tiap kali dia curhat, mereka akan menggonggong seolah-olah mengerti perasaannya. Bahkan dia mengaku kalau salah satu anjing itu kelak akan jadi pacarnya. Wah, benar-benar pendapat yang aneh.

Kami belajar setiap hari senin hingga jumat pada pukul 16.00-17.00. Waktu yang cukup singkat untuk agenda kami yang padat. Ya, agenda kami memang sangat padat. Setiap hari kami harus mengulang pelajaran yang ada di sekolah karena memang untuk itulah saya dibayar, kami juga harus bercerita karena dengan begitulah dia senang belajar, dan yang terakhir kami juga harus bermain basket atau ”smack-down” karena kami berdua memang suka bermain.

Selama lima bulan saya menjadi guru lesnya. Banyak hal kami lakukan bersama-sama. Banyak kenangan indah yang masih bisa saya ingat dengan jelas. Tapi, kejadian berikutlah yang benar-benar akan sulit saya lupakan.
Novia bertanya ”kapan kakak akan menikah ?”
”Hmmm, mungkin kalau saya sudah 25 tahun baru saya mikirin itu.”
”Kenapa begitu ? Mamiku dulu ga gitu...”
”Yaa, orang kan beda-beda...”
“Kakak akan punya anak ?”
“Iya donk. Kalau ga mau punya anak, saya ga akan nikah lah...jadi suster aja hehehe”
”Kakak akan jadi ahli matematika juga ?”
”Iya donk...saya kan kuliah biar jago matematika”
”Akan kerja dimana ?”
”Ga tau...yang pasti saya akan kerja yang ada hubungannya sama orang. Jadi, bukan sama komputer...”
”Ooo...”
”Kenapa ? koq kamu nanya gitu?”

Lama sekali Novia berpikir. Dia melempar bola kesana-kemari sambil berpikir (tampaknya). Disaat saya hampir melupakan pertanyaan itu, tiba-tiba dia menjawab.
”Kalo kakak mau kerja mending jangan punya anak. Kalau suami kakak pergi nanti anak kakak temenannya sama anjing”.

Novia mengatakan itu dengan nada serius. Setelah mengatakan itu dia langsung lari sambil berteriak ”besok lagi ya, aku mau mandi ”.
Novia tidak pernah begitu. Dia selalu mengantar saya sampai ke gerbang. Dia juga selalu melambaikan tangannya setiap kali saya pulang. Tapi, hari itu benar-benar lain. Sekitar 10 menit saya tidak beranjak dari taman itu. Saya terus bertanya ”kenapa kamu Nov ?”.

Malam harinya saya benar-benar tidak bisa beristirahat dengan tenang. Saya larut dengan pemikiran saya tentang kesendirian. Saya begitu sedih membayangkan jika saya menjadi Novia. Saya yakin, kalau saya tidak akan setegar dia ?. Sejak kejadian itu, saya berjanji pada diri sendiri. Saya akan menyediakan waktu saya untuk berbagi dengan anak-anak yang kesepian. Anak-anak yang mungkin tidak tahu apa-apa tentang jalan hidup mereka. Tidak tahu mengapa mereka menjadi sendiri.

Di akhir tahun 2004 Novia bertanya apakah sebaiknya dia ikut ke Jakarta dengan Maminya. Tanpa banyak berpikir saya langsung menyetujui. Saya katakan bahwa dia pasti lebih tenang jika ada disamping Maminya. Walaupun sejak bayi sudah bersama tantenya, tapi toh dia tidak punya kedekatan personal dengannya. Untuk itu sebaiknya dia mencoba sesuatu yang baru bersama Maminya.

Akhirnya kami memang benar-benar berpisah. Perpisahan kami rayakan dengan acara “smack-down” dan foto-foto. Seharusnya foto-foto itu ada di ponselnya waktu itu tapi mungkin juga sudah hilang. Ketika saya sampai di pintu gerbang rumahnya, dia memeluk saya erat sekali, dia mencium pipi saya kencang sekali. Kalimat terakhir yang dia bisikkan adalah “kakak tuh temenku yang manusia”.

Beberapa bulan setelah perpisahan, kami masih sering berkirim-kirim pesan. Tapi suatu ketika saya mengirim pesan dan tidak dibalas. Beberapa kali saya coba tapi tetap tidak di balas. Ketika akhirnya saya menelepon, saya benar-benar terkejut ketika mendengar suara laki-laki yang sangat menyeramkan. Sejak saat itu saya berpikir kalau HP Novia telah berpindah tangan, entah dengan cara apa.

Entah dimana dia sekarang. Sudah seperti apa penampilannya sekarang. Saya benar-benar kehilangan jejaknya. Tapi walau bagaimana pun, pesannya tentang anak yang sendirian tidak akan saya lupakan. Mungkin menjadi pesan dari banyak anak yang mengalami hal yang sama.