Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Jumat, 21 Mei 2010

Seri 9 : Finda dan Perempuan

“Kenapa kamu bersedia jadi ketua OSIS ?”.
Itulah pertanyaan yang saya ajukan pada Finda dalam sesi wawancara pemilihan ketua OSIS di sekolah. Dia adalah satu dari enam calon yang harus berhadapan dengan saya, maklumlah pada waktu itu saya adalah pembina OSIS di sekolah itu.

Finda memberi jawaban yang benar-benar meyakinkan. Menurutnya, dia harus bersedia menjadi ketua karena memang teman sekelas dan wali kelasnya percaya padanya. Dia tidak akan menyia-nyikan kepercayaan itu. Saya juga menanyakan pendapatnya tentang ketua yang adalah seorang perempuan. Lagi-lagi dengan meyakinkan Finda menjawab ”aduh Miss, apa sich bedanya cewek dengan cowok kalo soal kepemimpinan ? Kalo ketuanya cowok ga ada jaminan juga kan kalau dia bakal kerja lebih bener ?”. Hmm, baiklah. Dengan demikian saya sudah mendapat gambaran sedikit tentang pemikirannya.

Setelah melalui proses akhirnya Finda terpilih menjadi wakil ketua OSIS. Tidak ada kekecewaan diwajahnya. Dia tetap tersenyum dengan posisi yang diraihnya. Selama menjalankan tugasnya pun Finda tetap bisa menempatkan diri. Ketika sang ketua menghadapi masalah yang berat, Finda menjadi orang yang paling bisa diandalkan sekolah. Termasuk menyiapkan kegiatan-kegiatan yang menuntut ketahanan fisik. Guru-guru benar-benar salut padanya.

Suatu ketika saya meminta Finda mengantarkan saya ke suatu tempat. Dengan senang hati ia melakukannya. Tapi sambil mengendarai sepeda motor, dia bilang ”Miss, miss tuh harus belajar naik motor. Disini tuh, kalo ga bisa naik motor bakal repot...”. Tanpa pikir panjang saya menyahut “Gapapa lah, kan saya masih punya banyak murid yang bisa nganterin saya hehehehe...”

Finda ikut tertawa mendengar jawaban saya. Tapi ada sesuatu yang dikatakannya setelah kami berdua selesai tertawa. Katanya ”Memang banyak anak yang sayang sama Miss, mau nganter Miss kemana aja Miss mau, tapi sampai kapan Miss nyaman ngerepotin orang. Saya seneng nganterin Miss, tapi saya bakal lebih seneng kalo Miss bisa naik motor sendiri, trus kita konvoi hehhehe”

Finda mulai bercerita tentang tentang kebiasaan saya yang lain. Mulai dari kebiasaan saya memancing tapi jijik memasang umpan, keengganan saya untuk mengangkat meja, kebiasaan saya menghindari tugas-tugas lapangan, dan lain-lain. Perkataannya yang masih saya ingat adalah “Itu semua bisa kita kerjain loh Miss, hal-hal kayak gitu ga ada hubungannya sama jenis kelamin”

Itulah Finda. Salah satu murid saya yang mengajari saya menjadi sosok yang berdaya. Sosok yang tidak harus membedakan suatu pekerjaan berdasarkan jenis kelamin. Murid yang berani mengajarkan saya bahwa tidak selamanya kita harus menghindari pekerjaan-pekerjaan yang sering kali dihindari oleh para perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar