Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Selasa, 15 Mei 2012

Tangkuban Perahu : Kini Lebih Terawat



Tulisan ini juga bisa dilihat di : akun kompasiana saya. Denga foto yang lebih lengkap

Sabtu, 12 Mei 2012. Mobil kami melaju meninggalkan kota Bandung. Harus bergegas karena tempat wisata itu akan menutup pintu masuknya pada pukul 16.00. Di tanganku jam sudah menunjukkan pukul 15.40. Aku cukup deg-deg an ketika kulihat jam menunjukkan pukul 16.00 dan kami masih berada di kawasan Lembang. Aku terus berdoa semoga pintu masuknya masih terbuka karena jam tanganku memang lebih cepat dari jam pada umumnya.
Akhirnya kami tiba sesaat sebelum pintu masuk ditutup. Kami pun memasuki kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu. Setibanya disana aku menyadari ada yang berubah dari tempat ini, dibandingkan dengan tahun 2000-an. Kawasan ini menjadi lebih rapih …

Ada gapura bertuliskan selamat datang dalam 3 bahasa, ada pagar beton untuk keamanan pengunjung, dan yang paling menarik perhatianku adalah ada kuda yang disewakan untuk pengunjung. Entah karena daya ingat atau memang kawasan itu yang sudah berubah, yang jelas pada kunjungan kali ini aku merasa tempat itu berubah.
Aku duduk di atas batu dan menghadap ke kawah gunung itu. Terlihat jelas. Pikiranku melayang mengingat artikel-artikel yang kubaca tentang kawah ini. Dulunya, gunung ini adalah letusan gunung raksasa bernama Gunung Sunda. Gunung Tangkuban Perahu adalah bagian dari Gunung Sunda yang tidak meletus. Sampai sekarang Gunung ini masih aktif, karena itulah dari kawahnya pun masih keluar lava dan sulfur.

Kebetulan aku pergi bersama seorang teman yang kuliah di jurusan geofisika. Dia bercerita tentang kejadian ribuan tahun lalu, ketika ada patahan yang akhirnya membentuk gunung ini. Sebagai orang awam, aku tidak memahami penjelasannya keseluruhan. Aku justru tertarik melihat orang-orang yang datang ke tempat itu. Ada banyak pengunjung. Ada yang sibuk mengambil foto ada juga yang tampak berdiskusi. Selain itu ada juga para pedagang dan penyewa kuda. Andai kejadian ribuan tahun lalu bisa dianggap sebagai bencana, maka menurutku bencana pada waktu itu telah menjadi berkah bagi penduduk pada saat ini. Berkah bagi mereka yang mengandalkan tempat ini sebagai mata pencaharian.

Oiya, aku baru tau kalau pengelolaan wisata Tangkuban Perahu sekarang sudah diserahkan ke pihak swasta. Beberapa tahun lalu, evaluasi menunjukkan bahwa Perhutani tidak mampu mengelola kawasan ini, karena itulah pihak berwenang menyerahkannya pada swasta. Kalau sudah begini, aku cuma bisa senyum-senyum sendiri hehehe… Tapi, lupakanlah siapa pengelolanya. Untuk saat ini, yang penting kawasan itu tetap terawat dan bisa dinikmati masyarakat. Jangan sampai, kawasan yang memiliki legenda ini, nantinya hanya akan benar-benar menjadi legenda saja …   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar