Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Kamis, 21 Juli 2011

Salam Kenal Angkatan 24




Mendengar pengumuman bahwa saya akan mengajar di kelas VII untuk tahun ajaran 2011-2012 membuat saya begitu senang. Senang karena saya akan mengenal anak-anak yang baru. Sebenarnya saya juga senang mengajar 2 angkatan sebelumnya, tapi karena sudah pernah mengajar mereka, maka saya sudah kenal mereka lah hehehe… Nah, kalau yang angkatan 24 ini belum pernah saya ajar dan tentunya masih “fresh from the oven”.

Yaa…mengenal anak-anak baru selalu membuat saya teringat akan mimpi-mimpi saya di dunia matematika. Mimpi bahwa suatu saat nanti matematika bisa lepas dari label “pelajaran sulit”. Mungkin label itu tidak disetujui sebagian orang, tapi… memang begitu adanya…sebagian orang masih memberikan label itu pada bidang studi yang saya ampu ini.

Angkatan 24 ini mengingatkan saya pada angkatan 22 SMPK Ricci II. Menurut saya, mereka sama-sama masih polos dan gampang diajak bercanda. Tentunya, bisa diajak serius ketika memang harus serius. Dihari pertama saya berkenalan dengan mereka, saya sedikit kecewa. Kecewa karena mereka sudah tau banyak tentang saya hehehe….

Tadinya saya berpikir akan menjadi sosok serius di angkatan 24 ini. Tapiiiiiiiiiiii….ternyata sebagian dari angkatan 24 ini adalah adik dari murid-murid saya di angkatan 21. Alhasil, bocoran tentang kebiasaan saya pun sudah ada. Gagal lah saya menjadi guru serius wakakak….

Saya ingat ekspresi bingung anak-anak itu ketika saya katakan bahwa saya tidak terlalu peduli apakah PR mereka benar atau salah, buat saya yang penting mereka sudah berusaha mengerjakan sebisanya, itu sudah cukup. Mungkin sebagian dari mereka masih berorientasi pada nilai berupa angka. Mengerjakan sesuatu karena akan diberi angka oleh gurunya.

Saya menjelaskan sebisa saya bahwa PR adalah sesuatu yang bisa mereka kerjakan sesuai dengan kepribadian mereka. Kenapa ? Karena mereka bisa mengerjakan diwaktu yang mereka suka, mereka bisa mengerjakan sambil selonjoran, mereka bisa mengerjakan sambil mendengar musik, mereka bisa mengerjakan dengan orang tuanya, mereka bisa mengerjakan bersama teman via facebook, dst. Itulah mengapa PR begitu berharga. Dan harganya, tidak bisa hanya berupa angka. Harganya harus berupa proses pengenalan diri sendiri dan orang lain.

Ketika mereka tidak bisa dan akhirnya bertanya pada orang tua, disitulah matematika hadir sebagai penghubung antara anak dan orang tua. Ketika mereka tidak bisa dan akhirnya menelepon temannya, disitulah matematika hadir sebagai penghubung antara dua remaja. Proses-proses itu lebih penting dari sekedar angka. Saya menyadari bahwa apa yang saya pikirkan ini belum tentu bisa mereka pahami. Tapi, saya tetap berharap suatu saat mereka akan menyadari itu, sama seperti kakak-kakak mereka telah menyadari itu.

Oiya, entah karena sudah terlalu tua atau ada alasan lain, yang jelas saya sulit sekali menghafal nama mereka. Sudah seminggu, dan saya baru bisa menghafal sekitar 30% anak. Payah sekali. Terkadang ketika saya harus menegor seorang anak, saya harus berputar-putar dulu, misalnya “yang belakangnya Nia siapa ? Nah, yang dikanannya itu…hmm..kamu jangan ngobrol mulu ya…”. Hadohhh…kalau begini terus, bisa-bisa waktu pelajaran habis hanya untuk berputar-putar seputar nama….moga-moga daya ingat saya kembali pulih, supaya bisa mengajar dengan lebih afdol.

1 komentar: