Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Selasa, 12 Februari 2013

Obrolan di kala Hujan


Too high to be understood
Malam itu aku berhadap-hadapan dengan seorang teman. Aku menghadap keluar tempat makan itu dan dia menghadap ke arah dalam, menghadap pelanggan lain. Aku bisa melihat dengan jelas rintik hujan dan sekaligus menikmati suaranya ketika jatuh ke atap bangunan... indah...

Sambil menunggu pesanan yang ternyata sangat lama, kami melanjutkan diskusi yang sejak siang tadi kami mulai. Diskusi seputar keyakinan dan iman. Apakah kami rohaniwan ? tentu tidak. Kami sama-sama guru. Aku guru matematika yang konon berlandaskan nalar, dan dia guru TK yang konon diberi usus kesabaran yang lebih panjang dari rel kereta api..

Dimataku, temanku ini adalah seseorang yang sedang mempertanyakan apa yang dia percayai atau anut selama ini. Kami memang berbeda dalam praktik keagamaan, dan itu tidak jadi masalah buatku. Banyak pertanyaan yang ada dibenaknya, sebagian disampaikan padaku dan sebagian dia simpan untuk ditanyakan ke orang lain. Dari sebagian yang ditanyakannya padaku, sebagian memang kujawab menurut versiku. Sebagian lagi, tidak kujawab karena aku merasa tidak punya kapasitas untuk menjawabnya...


Pikiranku melayang ke beberapa jam sebelumnya. Ketika aku dan dia sama-sama ada ditempat ibadah yang asing bagiku. Aku menemaninya mengikuti ibadah di tempat itu. Sejauh inikah langkahnya dalam pencarian sebuah jawaban ? harus ke kota lain dan mengikuti ibadah di tempat ibadah agama lain demi mendapat jawaban ? Aku tidak habis pikir ... mungkin karena aku memang terlalu mengandalkan nalarku dibanding perasaanku ...

Diskusi di tempat makan itu berlangsung lama. Dia memberikan banyak pertanyaan hingga suatu ketika aku sampai di titik dimana aku merasa lelah memberi jawaban.
"menurut gue, seseorang milih agama tertentu karena dia pengen bahagia. Gue milih agama gue yang sekarang karena itu bikin gue bahagia. Andai suatu saat di negara ini dilarang untuk menganut agama gue yang sekarang, maka gue bakal pindah ke agama yang diwajibkan untuk di anut, kenapa ? karena gue gak bakal bahagia kalo hidup gue di teror. Apa susahnya pindah agama ? Keimanan gue, urusan gue sama Tuhan. Gimana cara gue berkomunikasi sama Tuhan, itu murni urusan gue dengan Tuhan... dan gak harus bertautan sama agama gue.."

Kalau disana ada orang lain yang mengamati mimik wajahku, pasti dia menyadari bahwa aku tidak terlalu nyaman dengan apa yang kuucapkan. Ya, aku tidak nyaman dengan itu semua. Aku tidak terlalu nyaman membicarakan ketuhanan. Mungkin perpaduan perasaan tidak layak dan perasaan bersalah pada Tuhan .... Suara hujan yang semakin deras, membuat suaraku yang bergetar agak tersamarkan. Kuucapkan terima kasih kepada pencipta hujan yang membantuku malam itu...

Kami keluar dari tempat makan itu kendati hujan belum benar-benar berhenti. Kunikmati tetesan-tetesan kecil sumber kehidupan itu sambil tetap memikirkan apa yang telah kami diskusikan. Jika jawabanku menambah keteguhannya dengan agamanya, tampaknya baik. Jika jawabanku justru menghancurkan apa yang dia yakini, tampaknya juga baik. Bukankah Tuhan tidak beragama ? :)

2 komentar:

  1. Bu itu yg ada di dlm tanda kutip siapa yang ngomong bu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya donk... kan di paragraf berikutnya dijelaskan :p

      Hapus