Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Sabtu, 07 Juli 2012

Berburu Bintang di Kawasan Bromo


Bintang. Benda langit yang sangat saya kagumi. Keberadaannya yang selalu memberi cahaya bagi manusia. Tidak pernah berpindah tempat, tapi selalu hilang dan muncul dan tatapan saya. Di tempat saya tinggal, saya jarang melihat bintang. Tampaknya polusi udara telah menghambat penampakan bintang di sekitar tempat tinggal saya.
Untuk tujuan menikmati keindahan bintanglah saya suka bepergian keluar kota. Nah, tanggal 3-4 Juli 2012 saya pergi ke kawasan gunung Bromo. Dari cerita yang saya dengar dan baca, di kawasan itu biasanya orang-orang menikmati terbitnya salah satu bintang, yaitu matahari. Ratusan orang akan menanti penampakannya dan berusaha mengabadikan peristiwa itu.
Kami tiba di terminal Probolinggo sekitar pukul empat sore. Menunggu angkutan menuju Bromo sambil menikmati soto ayam di warung sekitar angkutan ngetem. Tidak ada yang istimewa di areal itu.

Sekitar pukul tujuh malam akhirnya kami diangkut menuju kawasan Bromo. Saya duduk di bagian pinggir dengan tujuan utama bisa melihat bintang. Menurut supir angkutan, jalan yang kami lewati itu adalah kawasan hijau tetapi karena hari sudah malam kami tidak dapat menyaksikannya. Saya hanya sibuk melihat ke langit. Indah…
Sesampainya di penginapan, kami memilih untuk beristirahat walaupun baru pukul delapan malam. Tentu kami harus tidur lebih awal karena jeep akan menjemput kami pada pukul empat pagi menuju daerah Penanjakan, tempat dimana orang-orang menyaksikan matahari terbit. Sebelum tidur, saya menyempatkan diri menikmati bintang-bintang yang bisa terlihat dengan jelas dari bagian belakang penginapan. Tidak ada kata yang pas untuk mendeskripsikan keindahan malam itu. Maka, malam itu saya terlelap dengan bahagia …
Pukul empat pagi kami kami berangkat ke Penanjakan. Saya duduk tenang di dalam jeep selama dua puluh menit, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Setelah keluar dari jeep, barulah saya merasakan suhu dingin yang sesungguhnya. Saya harus membeli topi kupluk untuk mengurangi rasa dingin yang saya rasakan. Untuk pertama kali dalam hidup saya, saya menyerah dan harus menggunakan semua atribut anti dingin hehehe …

Di Penanjakan, sudah ada ratusan orang yang menunggu. Sebagian besar memegang kamera dan bersiap untuk mengambil gambar terbaik. Begitu banyaknya orang sampai-sampai saya tidak bisa mendapat tempat yang cocok untuk menyaksikan matahari terbit. Namun, saya tidak kesal dengan itu. Masih ada sekitar satu jam untuk menikmati bintang-bintang lain selain matahari. Saya mencari tempat yang agak sepi dan duduk sambil memandangi ratusan bintang. Sayang, kamera saya tidak bisa mengambil gambar-gambar bintang itu, kurang canggih.
Menatap kelangit sambil “berbicara” dengan Sang Pencipta adalah peristiwa favorit saya. Kembali diingatkan bahwa bintang yang diam saja bisa menjadi penerang bagi manusia, apalagi saya manusia yang bisa bergerak bebas, bukankah seharusnya saya bisa menerangi orang lain juga ?
Sekitar pukul lima pagi, matahari akhirnya muncul. Semua orang beramai-ramai berfoto, termasuk saya. Benar kata orang, warna matahari terbit jauh lebih indah dari warna-warna kuning lainnya. Walaupun saya bukan pemuja matahari terbit, tapi untuk pagi itu, saya harus mengakui bahwa lokasi tempat saya berdiri itu benar-benar membuat matahari terbit dengan begitu indah. Syukur bagiMu Sang Pencipta … 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar