Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Senin, 16 Mei 2011

Mari Melawan Korupsi Sejak Usia Dini


Ini cerita tentang usaha pemberantasan korupsi. Cerita tentang usaha murid saya menuntut keadilan hehehe…

Sekitar satu minggu lalu, kelas kami (Kelas 9B SMPK Ricci II angkatan 21) berencana mengadakan acara pemotretan untuk buku tahunan. Biasa lah… ajang unjuk diri dalam bentuk buku. Setelah melalui acara voting dadakan, akhirnya mereka (murid-murid saya) sepakat dengan tema olahraga. Jadi, mereka akan menggunakan kostum olahraga di sarana olahraga.

Tadinya saya berpikir bahwa mereka mau melakukan pemotretan di komplek sekolah. Tapi ternyata, mereka berencana lain. Mereka akan pergi ke Gelora Bung Karno. Bayangkan, hanya untuk foto-foto saja, mereka memilih pergi ke tempat yang lumayan jauh..Setelah berpikir-pikir beberapa detik akhirnya saya mengijinkan. Saya pikir walaupun ini hanya acara pemotretan, pasti akan ada hal yang dapat mereka pelajari.

Hari-hari berlalu. Survey tempat dilakukan oleh tim kecil. Untuk urusan birokrasi begini, saya paling percaya kepada murid saya yang bernama Kelvin Widjaya. Yaa..anak itulah yang selama ini bisa saya andalkan untuk hal beginian. Mereka pergi survey lokasi. Mencari tempat-tempat yang akan dijadikan latar pemotretan.

Hari H…

Sekitar jam 10, kami sudah berkumpul di depan stadion GBK. Ketiga utusan kami (Andhie Hajar, Kelvin Widjaja dan Aristophanes Andrew) pergi memastikan lokasi-lokasi pemotretan. Kami akan menggunakan sarana olahraga bulu tangkis, sepakbola dan basket. Mereka kembali dengan laporan “Bu, kita boleh make…ga bayar…udah diijinin saya yang ngurusin, namanya Bu Kuntum (bukan nama sebenarnya), yang penting makenya sebelum anak-anak yang mau latihan itu make lapangannya”. Hmm…berangkat !!!!

Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah lapangan bulu tangkis. Setelah basa-basi dengan penjaganya, kami pun menggunakannya. Disela-sela acara pemotretan Kelvin membisikkan sesuatu pada saya “Bu, tempatnya gratis..tapi kata mas-mas itu baiknya dikasih uang lampu…supaya lampunya dinyalain”. Sesaat saya bingung, tapi ya sudah lah…kami sepakati memberi Rp. 20.000 untuk lampu itu…

Setelah sesi pemotretan itu selesai, kami pun berencana pamit kepada penjaga. Ehhhh…tiba-tiba si Mas Kuncup (bukan nama sebenarnya) mengatakan bahwa kami harus membayar lapangan. Seharusnya kami membayar Rp. 180.000 untuk 3 lapangan, tapi karena kami memakainya tidak lama, boleh bayar Rp. 60.000 saja. What ???

Saya dan Kelvin berpandang-pandangan. Dengan bahasa kalbu antara ibu dan anak saya bertanya “kamu bilang gratis?”. Dan dengan bahasa ajaib juga dia menjawab “kata Bu Kuntum memang gratis bu…”.

Karena yakin bahwa seharusnya kami tidak membayar, saya pun bicara pada Mas Kuncup itu. “Mas, katanya ga bayar…kami udah dapet ijin”. Si Mas Kuncup menjawab “yaelah mbak…jaman sekarang mana ada yang gratis…bla..bla..”. Si Mas Kuncup masih memberi penjelasan yang lain-lain tapi saya sudah tidak menyimak.

Andai disini hanya ada saya, pasti saya sudah mendamprat orang ini. Kalimat-kalimat pedas dibumbui sumpah-serapah. Tapi, karena disitu ada Kelvin (murid lain sudah kami amankan) maka saya pun agak sedikit jaim. Dengan tawar-menawar ala pasar tradisional, akhirnya kami pun membayar Rp. 50.000.

Dengan ketus saya bilang “Kwitansinya mas…”. Kemudian dia mengeluarkan kwitansi sambil bertingkah seperti malaikat baik hati “Ini saya tulis Rp. 60.000, tapi karena anak sekolah ya udah bayar Rp. 50.000”. Sial !!!

“Cap nya mas …”, kata saya dengan sinis.

Si Mas Kuncup agak kaget, tapi dalam hitungan detik dia sudah tau apa yang harus dilakukan. Dia keluar, masuk ke ruangan tertentu dan kembali dengan kwitansi yang sudah di cap.

Saya mengambil kwitansi itu dan memberikannya ke Kelvin. “Kamu berani Tanya ke Bu Kuntum tentang kwitansi ini khan ?”, Tanya saya pada Kelvin sambil keluar dari tempat itu. Saya pergi dengan rasa gondok sebesar buah kelapa.

Puluhan menit berlalu. Disaat saya dan beberapa anak sedang menikmati makan siang yang menurut mereka luar biasa mahallllll … hahahaa, Kelvin datang.

“Bu, kata Bu Kuntumnya uangnya minta aja…karena harusnya ga bayar…”.

“Kamu udah jelasin tentang kejadian tadi ?”

“Udah Bu…kata dia minta aja lagi…”

Kami melanjutkan aktivitas sambil menunggu Mas Kuncup menyelesaikan ibadah Sholat Jumat-nya.

Saya sedang menunggui anak-anak yang sedang menjalani sesi pemotretan di lapangan basket ketika Kelvin datang.

“Bu, uangnya udah ada..”

“Apa katanya ?”

“Ga bilang apa-apa Bu..”

Tampang cengok saya pun otomatis keluar sehingga membuat Kelvin merasa bersalah jika tidak memberi penjelasan lengkap.

“Jadi Bu, kan saya ke tempat yang tadi..trus bilang kalo kata Bu Kuntum, harusnya ga bayar…nah, mas nya itu kan lagi makan…tangannya kotor…dia bilang, buka aja lacinya, ambil duitnya…gitu doank Bu..”

Wow…alangkah hebatnya nama Bu Kuntum ini hehehe…

Sambil mengambil uang yang tadi saya berikan, saya masih nyeletuk “kudunya kamu minta Rp. 60.000, sesuai tulisan di kwitansi itu, biar dia rugi ceban”

“Oiya…koq saya ga kepikiran ya…”

Hahaha…oalah Nak, ga kepikiran kayak gitu pun, tindakan kamu hari ini sudah membuktikan kualitasmu koq…

Saya kembali menunggui anak-anak berfoto-foto. Duduk disitu kendati pikiran saya terbang ke dunia antah-berantah. Berusaha merenungkan kejadian hari itu. Andai tiap hari anak-anak itu harus mengalami kejadian seperti itu, tentu ada kemungkinan mereka berpikir bahwa hal yang dilakukan Mas Kuncup itu adalah hal yang wajar. Dan bisa jadi, mereka pun akan menjadi pengikut mereka…dimulai dengan uang Rp. 50.000 dan akhirnya menjadi milyaran rupiah…sepagi ini mereka diajari tentang tindakan menyebalkan itu…L

Kamis, 05 Mei 2011

Iseng di kala tidak ada siswa untuk di ajar

Lama ga nulis apa pun di blog ini...lupa password dan akhirnya malesss buka..Sekarang password nya udah di reset...bisa buka lagi yeeeyyyyy...

Hari ini, kamis 5 mei 2011..hari pertama masuk kerja dan ga ada agenda ketemu dengan siswa. Cuma duduk di meja piket selama ber jam-jam...Sesekali ada anak kelas 7 atau 8 yang berkunjung ke meja piket...setelah itu..hampa lagi...

Mungkin akan begini terus sampai akhir tahun ajaran. Tidak ada agenda untuk ngajar lagi...anak yang harus diajar sudah menyelesaikan tugas belajar matematika..tinggal nunggu pengumuman 6 juni 2011 nanti...

Disaat-saat sendiri inilah, saya begitu merindukan anak-anak menyebalkan ehhhh...ga selalu deh..Iya !!! belakangan ini mereka menyebalkan...

Saya kesal ketika mereka begitu sibuk dengan soal-soal yang mereka pegang dan tidak memperhatikan ada guru yang baru masuk dan memberikan pengumuman..heyyy...nyadar ga sih kalo pengumuman itu penting buat kalian???

Saya kesal ketika mereka begitu pelit berbagi dengan temannya yang belum bisa menguasai materi tertentu...heyyy...bagi-bagi donk...saya ga sanggup ngajar sendiri nih...

Saya kesal ketika mereka menangis karena nilai try out nya jelek padahal saya tahu mereka sibuk online malam-malam sebelum try out...heyyy...haruskah saya mengajari kalian bagaimana cara menyesal yang baik???

Saya juga kesal ketika mereka begitu giat belajar...bahkan ketika berdoa..disaat doa pagi atau doa angelus...ada saja anak yang malah sibuk buka buku...heyyy...do you know that God has authority to take your life even if you haven't join the UN yet ??

Pokoknya, banyak sekali hal-hal yang membuat saya kesal pada mereka...jarang banget nulis kekesalan pada siswa di dunia maya...tapi untuk saat ini, itulah yang terlintas di pikiran saya..hehehe...semoga ini jadi ekspresi kekesalan terakhir dengan angkatan ini...