Wajib Baca

Mengenai Saya

Foto saya
Weblog ini asli diisi oleh Sarma Manurung

Rabu, 31 Juli 2013

Bilangan Berpangkat

Pernah ngobrol dengan seorang teman, tentang muridnya yang males belajar materi tertentu. Dianggap tidak terlalu berguna, maka ngga perlu capek-capek belajar materi tersebut. Dari pengalaman itu, saya selalu berusaha memberi alasan ke murid-murid saya, mengapa materi baru perlu mereka pelajari. Untuk kali ini, saya ceritakan tentang kejadian di kelas baru-baru ini ...
Saya harus mengajarkan materi "sifat-sifat bilangan berpangkat". Tujuannya adalah supaya mereka menggunakan sifat-sifat tertentu untuk berhitung. Saya memilih langkah awal dengan memberi tes kecil. Memberi beberapa soal hitungan yang harus mereka kerjakan ..
Misalkan, materi yang akan saya sampaikan adalah :
Bisa diawali dengan memberi 5 soal pembuka berikut :
Ketika anak-anak mulai gaduh... barulah saya "datang" dengan menggunakan cara yang lebih mudah, yakni menggunakan sifat-sifat yang berlaku pada bilangan berpangkat ...
Itu dulu cerita saya tentang kejadian dikelas. Yang penting, harus tetap diingat bahwa sama seperti orang dewasa, anak-anak pun akan malas mempelajari sesuatu yang tampaknya tidak berguna bagi mereka :)

Sabtu, 06 Juli 2013

Dia tinggal di Makassar, bukan orang Makassar

Obrolan ini terjadi tadi siang. Ketika saya memilih menyepi di makam Sultan Hasanuddin, Kabupaten Gowa. Saya ngobrol ngalor-ngidul dengan petugas penjaga komplek pemakaman.
Beliau bercerita tentang sosok Sultan Hasanuddin, sampai kepada raja-raja setelahnya...
Obrolan berganti arah ke keadaan orang Makassar saat ini..

Bapak : situ taunya tentang Makassar apa saja ? sebelum sekarang kesini ..
Saya : Hmmm... Losari, Hasanuddin, Laut... hmmm...

Saya agak bingung mengungkapkan kalimat berikutnya. Perlu berpikir keras, supaya si bapak ini tidak menganggap saya berburuk sangka hehhe...

Saya : hmm... saya sering lihat di berita-berita kriminal pak ... maaf ...

Si bapak itu sambil tertawa...
Bapak : itulah ... kadang otak kita yang maha luas justru lebih dipengaruhi sama barang ukuran belasan inchi itu. Padahal, setelah kita sampai sini, apa kita (kita dalam bahasa makassar artinya kamu) melihat apa yang di tipi-tipi itu?
Saya : Belum pak ...
Bapak : itu lah ... biarlah tipi bicara apa, biarkan otak kita bicara apa... jangan dibatasi.
Saya agak sependapat dengan bapak ini :)...

Obrolan kami masih berlanjut. Banyak hal kami obrolkan. Tapi, curhatan beliau berikut, begitu mengena di hati saya ...
"kalo di tipi di bilang, kriminal di makassar. Lalu orang berpikir orang makassar pelaku kriminal. Disini, nama suku sama seperti nama kota. Bisa saja to, pelakunya tinggal di kota Makassar tapi dia bukan orang Makassar. Berbeda dengan di kota kita. Dibilang, kejahatan terjadi di Medan, tapi orang tidak langsung berpikir kalau pelakunya orang Batak to ?"

Sewaktu si bapak menjelaskan itu, saya hanya menanggapi dengan tawa. Tapi, dalam pikiran saya ada banyak hal yang muncul, salah satunya adalah betapa saya setuju dengan si bapak ini.
Saya meninggalkan areal pemakaman itu. Mencari cerita-cerita lain, supaya otak saya yang maha luas ini, tidak diisi dengan berita dari benda berukuran belasan inchi..

Jumat, 05 Juli 2013

Liburan Kenaikan Kelas 2013 : Benteng Sompa Opu

Hari ini, saya ngadem di daerah Somba Opu, lebih tepatnya ke kawasan Benteng Somba Opu. Dari kota Makassar, letaknya agak terpencil. Kalau dari pusat kota, boleh naik angkot (pete-pete) ke arah jalan cenderawasih, turunlah di ujung jalan Rappocini Raya..sampai mentok ya... nanti akan menemukan jembatan penyebrangan yang lumayan panjang... Untuk yang rajin jalan, boleh jalan kaki. Kalau males, ya boleh naik betor (becak-motor), paling 5000 rupiah. Setelah menyeberang, berjalan kira-kira 200 meter, kita sudah tiba di kawasan Benteng Somba Opu...Tidak perlu membayar lho... gratis--tis--tis...



Benteng ini didirikan oleh raja Gowa, tujuannya ya sebagai benteng. Tapi, setelah perjanjian Bongaya, fungsinya mulai berubah..
Inilah kisahnya :)
Saat ini, di areal benteng sudah banyak wahana. Ada arena outbond, beberapa rumah adat, makam penduduk lokal, dan museum. Sayangnya, kondisinya memang kurang terawat. Rumah-rumah adat mulai rusak, area outbond pun tampak tidak terpakai. Padahal, menurut si bapak penjaga museum, tadinya kawasan ini ingin dibuat menjadi semacam Taman Mini Indonesia Indah-nya Jakarta :)..
Salah satu koleksi rumah adat..boleh disewa lho :p

Museumnya sangat sederhana menurut saya. Didalamnya ada koleksi baju adat empat suku di SulSel, yakni Mandar, Makassar, Bugis dan Toraja. Ada juga benda-benda yang ditemukan di areal benteng, mulai dari senjata sampai alat masak hehehe...
museum !!!!

Lantai II museum

Disamping museum ini, kita bisa menggalau ria, karena ada sungai besar yang mengalir. Hawanya lumayan sejuk, pokoknya pas untuk merenung :)..
Silahkan merenung di samping museum...ademmm

Ujung benteng ada di bagian paling belakang. Sudah mulai lumutan, tapi tetap terlihat kuat. Konon, batunya adalah bata merah yang direkatkan satu persatu dengan putih telur...wow, keren deh ...
ujung benteng ... ada lobang pengintai :D


Masih di kelurahan Somba Opu, tapi di luar komplek Benteng Somba Opu, kita bisa menemukan Discovery Gowa Park...Hmmm.. semacam waterboom lah... tiket masuknya 55.000 rupiah saja. Saya nggak masuk kesitu karena I can find it in Jekardahhhhhh hahaha...
yang suka mainan modern... monggo mampir ..

Sekian dulu pelajaran sejarah hari ini... sampai berjumpa di pelajaran berikutnya :)
siapkan ransel... kembali ke makassar, cari tempat lain :)

Selasa, 02 Juli 2013

Liburan Kenaikan Kelas 2013 : Kota Makale

Setelah dari Kota Rantepao, kami bergerak menuju Kota Makale, Tana Toraja..
Kota Makale dari gereja Bukit Sion
Ketika tiba di kota ini, saya merasa sangat beruntung. Ternyata, sedang ada upacara pemakaman orang Toraja. Karena upacara ini jarang diadakan, maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Upacara yang akan kami saksikan terletak di daerah Burake. Butuh naik ojek sekitar 10 menit untuk sampai kesana, hanya 10.000 rupiah saja.
Ketika tiba di Burake, saya begitu terpesona. Upacara itu sangat megah. Puluhan hewan ternak disiapkan untuk perhelatan akbar itu. Belasan grup tari pun bersiap untuk memeriahkan acara. Tampaknya ada seribu orang yang hadir..



Ketika menyaksikan kemeriahan itu, saya sempat bertanya "untuk apa ini semua ? bukankah biayanya pasti besar ?". Seorang bapak bersedia menjelaskan. Menurutnya, upacara ini merupakan ungkapan cinta dan hormat pada orang tua. Tidak perlu hitung-menghitung untung-rugi, cukup meyakinkan diri bahwa orang tua kita pasti senang menerimanya, maka semua akan berjalan lancar.
Selama upacara itu juga, saya begitu terpesona dengan pakaian-pakaian yang digunakan. Ditambah aksesoris yang memanjakan mata, semua tampak begitu indah. Menambah kesempurnaan wajah-wajah mereka yang cantik dan tampan ...

Bagi orang yang ingin berwisata ke Kota Toraja, akan menyenangkan untuk menyaksikan upacara semacam ini. Maka, jika punya teman di daerah Toraja, bertanyalah tentang tanggal-tanggal dimana upacara ini dilangsungkan, siapa tahu waktu liburan anda bisa dicocokkan dengan tanggal tersebut :)
senang melihat upacara ini :)

Senin, 01 Juli 2013

Liburan Kenaikan Kelas 2013 : Kota Rantepao

Kalau sudah sampai ke kota Makassar, wajib untuk menyempatkan diri ke Tana Toraja. Jaraknya memang lumayan jauh, harus naik bis kira-kira 8 jam. Tapi, jauhnya itu terbayar dengan apa yang kita dapat disana...

Tana Toraja mempunyai dua kota besar, yaitu Kota Makale dan Kota Rantepao. Kalau dari arah Makassar, kita akan sampai di Makale dulu. Tapi, karena menurut cerita kota Rantepao lebih ramai, maka saya ke Rantepao dulu ...

Di kota ini, para wisatawan menginap di pusat kota. Ada banyak penginapan dan penjual souvenir di pusat kota. Harganya pun tidak terlalu mahal.
pedagang souvenir
Objek-objek wisata ada di pinggiran kota. Yang menarik tentu saja adalah bukit-bukit yang dijadikan pemakaman oleh masyarakat Toraja. Untuk yang tidak terbiasa melihat rangka manusia, pasti kaget mengunjungi objek-objek ini hehehe... Bayangkan, tengkorak-tengkorak diletakkan di gua dan kita masuk ke dalam guanya... lumayan kan ?
Pemakaman di Londa
gua berisi tengkorak
Umumnya, satu keluarga besar menempati satu bukit. Bagian bukit yang paling tinggi, dipakai untuk menyimpan jenasah para bangsawan dari keluarga tersebut. Saya sempat mengunjungi daerah Londa, tempat   pemakaman bagi keluarga Mongkele. Saya cukup kaget ketika melihat ada peti jenasah ditempat yang luar biasa tinggi. Bagaimana mereka menaruhnya ????
Bukit untuk pemakaman
Di pinggiran kota, kita akan menemukan pemandangan yang agak berbeda. Pemandangan sawah yang hijau, bisa membuat mata anda segar seketika. Anjing dan babi yang dibiarkan berkeliaran pun, bisa membuat anda tertawa seketika. Dan keramahan penduduknya, bisa membuat anda merasa begitu diterima... menyenangkan :) ...
sawah... hijau :)
Ada juga objek wisata berupa salib raksasa di bukit Singkit (dibaca singke). Butuh sekitar 15 menit pendakian untuk mencapai salib itu. Tapi, diatas bukit itu.... kita bisa melihat kota Rantepao dengan jelas sekali. Benar-benar indah ...
bukit Singkit
Oiya, di kota Rantepao ini, kita akan melihat banyak sekali turis asing. Tampaknya, wisata kuburan cukup menarik perhatian orang-orang diluar sana hehehe...Selain turis asing, kita juga akan melihat banyak gereja. Maklum saja, orang Toraja sebagian besar adalah penganut Kristen. Bahkan, kita bisa menemukan dua gereja yang benar-benar bersebelahan ....







Sekian dulu cerita saya tentang kota Rantepao. Akan saya lanjutkan tentang kota Makale ...
siapkan ransel, menuju Makale